Wartawan Bebas Lakukan Liputan Haji Di Ring 1 VVIP Tidak Berjarak Dengan Bupati Batubara, Pengawalan Ajudan Bupati Humanis.

Jurnaltransparansi-Medan| Ada hal berbeda, saat Bupati Batubara H. Baharuddin Siagian, M.Si menjemput langsung jemaah haji asal Kabupaten Batubara yang tiba di tanah air, Rabu (25/6) di aula Madinatul Hujjah Asrama Haji Pangkalan Mansyur Medan.

Kedatangan Bupati Baharuddin Siagian, mendapat simpati dari puluhan wartawan yang berada di aula Madinatul Hujjah, guna mengabadikan momen penyambutan haji yang diliputi rasa haru dan rindu keluarga yang sudah menanti kepulangan sejak siang hingga malam.

Hal berbeda terlihat jelas, bagaimana Bupati Batubara menyapa awak media yang siap meliput kepulangan jemaah haji Kloter 12.

Kedekatan dan kehangatan Bupati saat bersama wartawan seakan tidak berjarak, bahkan ajudan dan pengawal Bupati Baharuddin Siagian sangat proaktif dan memahami tugas jurnalis, sehingga tidak ada pengawalan dan pengamanan Bupati secara berlebihan, namun tetap dalam sikap siaga mengawal orang nomor satu di Kabupaten Batubara.

“Kita apresiasi tim pengawal dan ajudan Bupati Batubara yang sangat menghargai sekaligus menghormati tugas wartawan, sehingga mereka tidak melarang para jurnalis berada di ring 1 VVIP, bahkan tidak berjarak sekalipun, perlakuan ini sangat berbeda saat Walikota Medan di aula ini, ajudan dan pengawalnya melarang insan pers melakukan liputan di area ring 1 VVIP, alasannya sudah standar SOP pengamanan pejabat, namun mereka lupa, ini di asrama haji dan bukan di Balaikota Medan, sehingga menimbulkan protes para jurnalis yang merasa tugasnya dibatasi aturan protokoler, faktanya berbeda dengan ajudan dan pengawal Bupati Baharuddin Siagian, mereka sangat humanis dengan wartawan dengan tidak membuat aturan protokoler yang berlebihan,”ucap salah seorang wartawan media online yang bertugas di asrama haji Medan.

Di sisi lain di jelaskan, Bupati Baharuddin Siagian dan Bupati serta Walikota lainnya di Sumatera Utara, saat mereka datang ke asrama haji menyambut kepulangan masyakaratnya menunaikan rukun Islam kelima, aturan protokoler pengawalan dari ajudan pun tidak seketat pengawalan Walikota Medan, sehingga ada kesan Walikota Medan ingin berjarak dengan insan pers yang juga berjarak dengan masyarakat.

“Kami rasa tidak zamannya lagi Walikota maupun Bupati menerapkan aturan over protektif seperti Walikota Rico Waas, apalagi berada di area publik private seperti di asrama haji ini, tidak perlulah berlebihan kali, toh di dalam ada petugas Kepolisian yang siaga memonitor pergerakan pengunjung di aula Madinatul Hujjah dengan tanda memakai ID card, apakah sebagai wartawan, tamu atau petugas haji lainnya, jadi tidak usah berlebihan kali,”ujarnya lirih. (AS)