KUA Medan Selayang Laksanakan Kegiatan Program Bimbingan Keluarga Maslahat.

Jurnaltransparansi-Medan| Program Keluarga Maslahat Kementerian Agama RI, menjadi role model keluarga ideal bangsa Indonesia, berbasis kasih sayang, saling pengertian dan saling menghargai antara pasangan suami-istri, sehingga terbentuklah keluarga sakinah menuju keluarga maslahat (membawa kemanfaatan dan kebaikan) dalam rumah tangga.

Harmoni yang terbangun itu, memberi manfaat lahirnya generasi muda bangsa yang sehat, cerdas, soleh dan berakhlak baik. Terbangunnya keluarga maslahat, dengan sendirinya mengurangi terjadinya konflik dalam rumah tangga, dan itu berimbas pada mental psikologis anak.

Hal ini disampaikan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Medan Selayang, di sela acara Program Bimbingan dan Pembinaan Kelurga Maslahat, Selasa (23/9) di Aula Kantor Lurah Padang Bulan Selayang II Medan.

“Gerakan ini bertujuan membangun keluarga yang sejahtera dan harmonis dengan berbagai program yang melibatkan Kemenag, pemerintah, dan pihak swasta, dengan penekanan pada sinergi untuk mengatasi masalah keluarga di Indonesia,”ujar Kepala KUA Medan Selayang.

Selain itu, kegiatan ini juga mengundang masyarakat terutama mereka yang akan melangsungkan pernikahan, sejak dini diberikan pemahaman tentang berbagai hal terkait rumah tangga, kesehatan reproduksi dan pola asuh anak yang sesuai ajaran dan tuntutan agama.

“Bimbingan dan pembinaan keluarga maslahat ini penting disampaikan kepada masyarakat, dengan harapan melalui bimbingan ini, terbukanya pola komunikasi diantara suami dan istri, sehingga mengurangi terjadinya konflik dalam rumah tangga. Bagi pasangan muda yang segera menikah, sangat perlu dan penting diberikan pemahaman tentang bagaimana membangun rumah tangga yang harmonis kesehatan reproduksi, yang pada akhirnya melahirkan generasi yang sehat, cerdas dan berakhlak,”ujar Muis.

Sementara itu Koordinator Keluarga Berencana (KB) Kecamatan Medan Selayang Murtini, SKM, memaparkan pentingnya pengetahuan suami istri tentang masalah stunting (keterlambatan pertumbuhan anak Balita) disebabkan kurangnya asupan gizi saat kehamilan dan faktor lingkungan.

“Stunting disebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi saat hamil. Dan faktor lingkungan juga berpengaruh bagi pertumbuhan anaknya,”ujar Murtini dalam paparannya.

Dijelaskan wanita berhijab ini, dampak stunting bagi anak dalam jangka pendek diantaranya, terganggunya perkembangan otak, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan dalam metabolisme tubuh.

“Pemahaman tentang pertumbuhan anak sangat penting dipahami para orang tua, pasangan muda lainnya, sehingga mereka agar betul-betul memperhatikan pola asupan gizi dan pola asuh yang baik. Jangan sampai anak-anak kehilangan kemampuan kognitifnya (kecerdasan) dan menurunnya kekebalan tubuh pada penyakit. Pemberian nutrisi dan vitamin secara teratur, maka anak-anak terjaga kesehatannya sejak usia dini,”ujarnya.

Diakhiri acara, di lakukan tanya jawab terkait materi yang disampaikan dan di tutup foto bersama. (AS)